Tips : Merencanakan Travelling

Sabtu, 09 Mei 2009

Jika anda gemar jalan2 tapi menghendaki do-it-yourself maka tipe independent

travelling adalah pilihan terbaik. Hanya saja butuh persiapan-persiapan dari
menentukan tujuan hingga urusan visa. Berikut adalah workflow yang biasa saya
gunakan.

Jika anda gemar jalan2 tapi menghendaki do-it-yourself maka tipe independent travelling adalah pilihan terbaik. Hanya saja butuh persiapan-persiapan dari menentukan tujuan hingga urusan visa. Berikut adalah workflow yang biasa saya gunakan :

Menentukan beberapa opsi destinasi.
Opsi ini bisa ambisi pribadi atau ajakan teman. Lakukan penggalian data tentang
tempat2 itu baik lewat buku, internet ataupun print magazine. Jangan terlalu
percaya dengan perjalanan orang lain, karena travelling adalah bersifat
personal. Sesuatu yang sesuai dengan kepribadian kita.

Lantas tentukan apa yang bisa kita lakukan disana.
Mau shopping atau trekking? mau chill out atau suffering? Kadang kita tergoda untuk
melakukan banyak aktivitas disana. Bisa jadi anda malah kolaps karena kehabisan
tenaga. Pertimbangkan faktor cuaca, kondisi tubuh dan waktu yang tersedia.

Amati moda transportasi.
Ini agaknya yang penting bagi independent traveller karena jelas anda harus
mengatur perpindahan dari lokasi satu ke lainnya. Panteng budget flight jika
ada penawaran khusus. ZUJI bahkan memberikan personal guru untuk memantau
jalur2 yang kita incar. Jangan ragu memakai publik transport seperti bis atau
perahu. Temukan keasyikan berjejalan didalam bis atau menikmati pemandangan
sepanjang sungai.

Menentukan rute.
Bila anda confident maka buat itinerary sendiri, bisa berupa round up atau loop.
Apakah searah jarum jam atau berlawanan, bahkan random. Ini berhubungan dengan
aktivitas dan leg transportasi. Apakah anda butuh tiket return atau oneway ?.

Waspada dengan bahaya.
Ini biasa saya barengkan dengan riset negara tujuan. Travel advice dari FCO adalah
rujukan untuk melihat situasi setempat. Kaitannya dengan ini adalah : travel
asuransi dan vaksinasi. Bahaya seperti virus dan teroris merupakan ancaman
terkini bagi traveller. Jika anda tipe ‘die hard traveller’ pastikan anda tahu
musuh sebelum menghadapinya.

Cek travel dokumen.
Lihat apakah anda butuh paspor baru atau memerlukan visa. Negara Asean seperti Laos dan Cambodia tetap meminta visa bagi orang Indonesia. Visa bisa diperoleh on arrival (biasa di bandara/pintu masuk utama) atau di kedutaan negara yang bersangkutan. Beberapa negara Asia mensyaratkan paspor minimal berumur 3 bulan, sedang negara2 Amerika dan Eropa mensyaratkan 6 bulan. Jangan lupa membawa paspor lama, bila perlu jadikan satu dengan yang baru.

Tentang penginapan.
Untuk backpacker yang berpedoman bumi adalah rumah dan langit adalah atapnya maka ini bukan hal terpenting. Berjejer hostel, guesthouse klas melati siap menampung
termasuk membantu aktivitas di lokasi. Prinsip : tidur dimanapun asal bisa
kemana-mana.

Last but not the least : be prepare for the unexpected !
Jangan berharap terlalu besar untuk perjalanan ini. Nikmati apa adanya. Pelajari
kehidupan lokal, mengenal budaya dan bahasa setempat. Ok have a nice trip !

Sumber : http://www.indobackpacker.com

0 Comments: